Kamis, 31 Juli 2008
Syahwat & Nafsu
Kamis, 24 Juli 2008
BemO ku rOda Dua.....
Pagi itu, sesampainya di kantor, wajah temanku itu, sebut saja mbak win, 'mesem-mesem' seolah menahan rasa lucu yang luar biasa.
Karena rasa ingin tahu, segera kutanyakan, "ada apa mbak, kok senyum-senyum sendiri?".
Lalu mbak Win, merespon dengan memanggil teman-teman kantor yang lain dan mengajak mereka untuk mendengarkan cerita lucu yang masih hangat dalam ingatannya.
Sambil tersenyum simpul mbak Win mengawali ceritanya kepada kami.
"he..he..,iya tau nggak.., tadi pas aku mau ke kantor, ada tragedi lucuuu banget..
aku kan ke sini biasa naik bemo, nah..tadi pas di pertengahan jalan, bemo yang aku naikin kok agak terasa miring sebelah ya.., badan bemonya jadi gak stabil. Semua penumpang di bemo itu, otomatis juga ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, loh...ada apa ini..kenapa bemonya...
Tak lama, Sang supir bemo tiba-tiba melihat ada roda bemo yang menggelundung melewati badan bemo yang sedang dikemudikannya, spontan Sang Supir berkata, wah roda bemo nya siapa tuh glundung..??", Eh..,jangan-jangan roda bemo saya lagi...Wah...!!!
Karena respon Sang Supir bemo terdengar oleh penumpang di dalam bemo tersebut, otomatis membuat wajah semua penumpang berekspresi lucu, karena bingun antara menahan ketawa karena kejadian lucu itu, ataukah khawatir karena bemo yang sekarang mereka naiki berjalan hanya dengan dua roda."
"pokoke wis lwucuu banget deh..aku juga jadi ikut nahan ketawa, plus malu..mana jalanan lagi rame.."
"alhasil, kita semua dipindahin ke bemo lainnya yang pasti rodanya nggak dua, tapi tiga...he..he..."
merespon tingkah mbak Win saat cerita dengan logatnya yang jawani, selain itu ceritanya yang juga membuat geli, teman-teman di kantorku spontan tertawa geli mendengarnya..
dan sampe sekarang, mungkin bukan hanya mbak Win yang termesem-mesem mengngat peristiwa itu, tapi saya yang mendengarnya saja, kalau melihat bemo atau naik bemo ke kantor jadi geli sendiri dan pingin tertawa juga...hi..hi..hi...
Walaah...ada ada saja, Bemo kok roda dua...??
Jadi Headline di Milist...
Biar Kuncupnya Mekar Jadi Bunga
April 21, 2008 ·
oleh Anis Matta
Ternyata obrolan kita tentang cinta belum selesai. Saya telah menyatakan sebelumnya betapa penting peranan kata itu dalam mengekspresikan kata cinta. Tapi itu bukan satu-satunya bentuk ekspresi cinta.
Cinta merupakan sebentuk emosi manusiawi. Karena itu ia bersifat fluktuatif naik turun mengikuti semua anasir di dalam dan di luar di diri manusia yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya saya juga mengatakan, mempertahankan dan merawat rasa cinta sesungguhnya jauh lebih sulit dari sekedar menumbuhkannya.
Jadi obrolan kita belum selesai. Walaupun begitu, saya juga tidak merasakan adanya urgensi utk menjawab pertanyaan ini : apa itu cinta ?
Itu terlalu filosofis. Saya lebih suka menjawab pertanyaan ini : bagaimana seharusnya anda mencintai ? pertanyaan ini melekat erat dalam kehidupan individu kita.
Cinta itu bunga; bunga yang tumbuh mekar dalam taman hati kita. Taman itu adalah kebenaran. Apa yg dengan kuat menumbuhkan, mengembangkan,
dan memekarkan bunga-bunga adalah air dan matahari. Air dan matahari adalah
kebaikan. Air memberinya kesejukan dan ketenangan, tapi matahari memberinya gelora kehidupan. Cinta, dengan begitu, merupakan dinamika yg bergulir
secara sadar di atas latar wadah perasaan kita.
Maka begitulah seharusnya anda mencintai; menyejukkan, menenangkan,
namun juga menggelorakan. Dan semua makna itu terangkum dalam kata ini :
menghidupkan. Anda mungkin dekat dengan peristiwa ini ; bagaimana istri
anda melahirkan seorang bayi, lalu merawatnya, dan menumbuhkannya,
mengembangkannya serta menjaganya. Ia dengan tulus berusaha memberinya kehidupan.
Bila anda ingin mencintai dengan kuat, maka anda harus mampu memperhatikan
dengan baik, menerimanya apa adanya dengan tulus, lalu berusaha mengembangkannya semaksimal mungkin, kemudian merawatnya.. menjaganya dengan sabar. Itulah rangkaian kerja besar para pecinta; pengenalan, penerimaan, pengembangan dan perawatan.
Apakah anda telah mengenal isteri anda dengan seksama? Apakah anda mengetahui dengan baik titik kekuatan dan kelemahannya? Apakah anda mengenal kecenderungan- kecenderungannya ? Apakah anda mengenal pola-pola ungkapannya; melalui pemaknaan khusus dalam penggunaan kata, melalui gerak motorik refleksinya, melalui isyarat rona wajahnya, melalui tatapannya, melalui sudut matanya?
Apakah anda dapat merasakan getaran jiwanya, saat ia suka dan saat ia benci, saat ia takut dan begitu membutuhkan perlindungan? Apakah anda dapat melihat gelombang-gelombang mimpi-mimpinya, harapan-harapann ya?
Sekarang perhatikanlah bagaimana tingkat pengenalan Rosululloh saw
terhadap istrinya, Aisyah. Suatu waktu beliau berkata, ” Wahai Aisyah, aku tahu
kapan saatnya kamu ridha dan kapan saatnya kamu marah padaku. Jika kamu
ridha, maka kamu akan memanggilku dengan sebutan : Ya Rosulullah ! tapi jika
kamu marah padaku, kamu akan memanggilku dengan sebutan ” Ya Muhammad”.
Apakah beda antara Rosululloh dan Muhammad kalau toh obyeknya itu-itu saja ?
Tapi Aisyah telah memberikan pemaknaan khusus ketika ia menggunakan kata
yang satu pada situasi jiwa yang lain.
Pengenalan yang baik harus disertai penerimaan yang utuh. Anda harus mampu
menerimanya apa adanya. Apa yang sering menghambat dlm proses penerimaan
total itu adalah pengenalan yang tidak utuh atau “obsesi” yang berlebihan terhadap fisik.
Anda tidak akan pernah dapat mencintai seseorang secara kuat dan dalam kecuali jika anda dapat menerima apa adanya. Dan ini tidak selalu berarti bahwa anda menyukai kekurangan dan kelemahannya. Ini lebih berarti bahwa kelemahan dan kekurangan bukanlah kondisi akhir kepribadiannya, dan selalu ada peluang
untuk berubah dan berkembang. Dengan perasaan itulah seorang ibu melihat bayinya.
Apakah yg ia harap dari bayi kecil itu ketika ia merawatnya, menjaganya, dan menumbuhkannya? Apakah ia yakin bahwa kelak anak itu akan membalas kebaikannya? Tidak. Semua yg ada dlm jiwanya adalah keyakinan bahwa bayi ini punya peluang utk berubah dan berkembang.
Dan karenanya ia menyimpan harapan besar dlm hatinya bahwa kelak hari-hari jugalah yg akan menjadikan segalanya lebih baik. Penerimaan positif itulah yang mengantar kita pada kerja mencintai selanjutnya ; pengembangan.
Pada mulanya seorang wanita adalah kuncup yg tertutup. Ketika ia memasuki
rumah anda, memasuki wilayah kekuasaan anda, menjadi istri anda, menjadi
ibu anak-anak anda; Andalah yg bertugas membuka kelopak kuncup itu, meniup
nya perlahan, agar ia mekar menjadi bunga. Andalah yg harus menyirami bunga
itu dengan air kebaikan, membuka semua pintu hati anda baginya, agar ia dapat
menikmati cahaya matahari yg akan memberinya gelora kehidupan. Hanya dengan kebaikanlah bunga-bunga cinta bersemi.
Dan ungkapan “Aku Cinta Kamu” boleh jadi akan kehilangan makna ketika ia dikelilingi perlakuan yang tidak simpatik dan mengembangkan.
Apa yg harus anda berikan kepada istri anda adalah peluang utk berkembang, keberanian menyaksikan perkembangannya tanpa harus merasa superioritas anda terganggu. Ini tidak berarti anda harus memberi semua yang ia senangi, tapi berikanlah apa yg ia butuhkan.
Tetapi setiap perkembangan harus tetap berjalan dlm keseimbangan.
Dan inilah fungsi perawatan dari rasa cinta. Tidak boleh ada perkembangan yang
mengganggu posisi dan komunikasi. Itulah sebabnya terkadang anda perlu
memotong sejumlah yg sudah kepanjangan agar tetap terlihat serasi dan harmoni.
Hidup adalah simponi yg kita mainkan dengan indah.
Maka, duduklah sejenak bersama dengan istri anda, tatap matanya lamat-lamat, dengarkan suara batinnya, getaran nuraninya, dan diam-diam bertanyalah pada diri sendiri : Apakah ia telah menjadi lebih baik sejak hidup bersama dengan anda?
Mungkinkah suatu saat ia akan mengucapkan puisi Iqbal tentang gurunya :
DAN NAFAS CINTANYA MENIUP KUNCUPKU…
MAKA IA MEKAR MENJADI BUNGA…
===============================================================
Mencintai itu Keputusan
Juni 19, 2008
Oleh : Anis Matta
Lelaki tua menjelang 80-an itu menatap istrinya. Lekat-lekat. Nanar. Gadis itu masih terlalu belia. Baru saja mekar. Ini bukan persekutuan yang mudah. Tapi ia sudah memutuskan untuk mencintainya. Sebentar. Kemudian ia pun berkata, “Kamu kaget melihat semua ubanku? Percayalah! Hanya kebaikan yang kamu temui di sini”. Itulah kalimat pertama Utsman bin Affan ketika menyambut istri terakhirnya dari Syam, Naila. Selanjutnya adalah bukti.
Sebab cinta adalah kata lain dari memberi. Sebab memberi adalah pekerjaan. Sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi itu berat. Sebab pekerjaan berat itu harus ditunaikan dalam waktu lama. Sebab pekerjaan berat dalam waktu lama begitu hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh. Maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat ia mengatakan, “Aku mencintaimu”. Kepada siapa pun! Sebab itu adalah keputusan besar. Ada taruhan kepribadian di situ.
Aku mencintaimu, adalah ungkapan lain dari Aku ingin memberimu sesuatu. Yang terakhir ini juga adalah ungkapan lain dari, “Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia…” “aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin…” “aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku proses pertumbuhan dirimu melalui kebajikan harian yang akan kulakukan padamu …” “aku juga akan melindungi dirimu dari segala sesuatu yang dapat merusak dirimu….”
Dan proses pertumbuhan itu taruhannya adalah kepercayaan orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita. Sekali kamu mengatakan kepada seseorang, “Aku mencintaimu”, kamu harus membuktikan ucapan itu. Itu deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, Tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan memberi, kesiapan dan kemampuan berkorban, kesiapan dan kemampuan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi. Sekali deklarasi cinta tidak terbukti, kepercayaan hilang lenyap.
Tidak ada cinta tanpa kepercayaan. Begitulah bersama waktu suami atau istri kehilangan kepercayaan kepada pasangannya. Atau anak kehilangan kepercayaan kepada orang tuanya. Atau sahabat kehilangan kepercayaan kepada kawannya. Atau rakyat kehilangan kepercayaan kepada pemimpinnya. Semua dalam satu situasi: cinta yang tidak terbukti. Ini yang menjelaskan mengapa cinta yang terasa begitu panas membara di awal hubungan lantas jadi redup dan padam pada tahun kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Dan tiba-tiba saja perkawinan bubar, persahabatan berakhir, keluarga berantakan, atau pemimpin jatuh karena tidak dipercaya rakyatnya.
Jalan hidup kita biasanya tidak linear. Tidak juga seterusnya pendakian. Atau penurunan. Karena itu, konteks di mana pekerjaan-pekerjaan cinta dilakukan tidak selalu kondusif secara emosional. Tapi di situlah tantangannya: membuktikan ketulusan di tengah situasi-situasi yang sulit. Di situ konsistensi teruji.
Di situ juga integritas terbukti. Sebab mereka yang bisa mengejawantahkan cinta di tengah situasi yang sulit, jauh lebih bisa membuktikannya dalam waktu yang longgar.Mereka yang dicintai dengan cara begitu, biasanya mengatakan bahwa hati dan jiwanya penuh seluruh. Bahagia sebahagia-bahagiany a. Puas sepuas-puasnya. Sampai tak ada tempat bagi yang lain. Bahkan setelah sang pencinta mati. Begitulah Naila. Utsman telah memenuhi seluruh jiwanya dengan cinta. Maka ia memutuskan untuk tidak menikah lagi setelah suaminya terbunuh. Ia bahkan merusak wajahnya untuk menolak semua pelamarnya.Tak ada yang dapat mencintai sehebat lelaki tua itu.
============================================================================
RunAway Bride..
Yang membedakan hanyalah, kali ini aku tidak bersama ayah naik mobil, karena biasanya saya diantar sampai sarinah kemudian saya lanjutkan perjalanan saya ke kantor dengan naik kendaraan umum. Jarak tempuh perjalanan saya tidak jauh, kira-kira 15-20 menit lagi saya tiba di kantor.
Setibanya saya di kantor, rutinitas pagi yang biasa saya lakukan adalah menyalakan komputer berikut scannernya dan mendownload tabel bursa,
inilah amanah pertama saya di kantor..
tidak lama, handphone ku berbunyi menunjukkan bahwa ada sms yang masuk.
segera ku buka, khawatir ada kabar penting yang harus segera diketahui.
Ternyata, setelah kulihat, sms itu dari temanku, sebut saja mbak 'J'.
Singkat kata, pesan yang disampaikan bahwa, ia ingin meminjam uang 500 ribu kepadaku dan ia mengeluhkan, bahwa ia stress menghadapi sang Ibu dan kakaknya, terakhir pesannya, ia sampaikan bahwa ia ingin nekat Runaway dari pernikahannya, yang kira-kira seminggu lagi akan berlangsung.
Ya, mbak 'j' memang akan segera menikah, seringkali ia berkeluh kepadaku bahwa ia tidak setuju adanya pernikahan ini. Namun yang saya bingung, padahal pernikahan ini bukan semata-mata adanya perjodohan, paksaan, atau lain sebagainya.
beliau juga bilang, sudah beberapakali berusaha membuat 'ilfeel' si Mas-nya itu agar rencana pernikahan ini dibatalkan saja.
Namun, tak pernah Si Mas menanggapi 'ke anehan' dan kata-kata Si Mbak, entah apa alasannya aku juga tidak tahu.
Yang lebih mengherankan sebenarnya, apa alasan Si Mbak kenapa hingga saat ini - seminggu lagi hari-H - ia masih mempertahankan semuanya. padahal kalau dipikir2 masih ada waktu untuk membatalkan. meskipun resiko menjatuhkan nama keluarga akan dihadapi. tapi setidaknya, tidak akan terjadi penyesalan dikemudian hari hanya karena alasan keterpaksaan.
Saya semakin ingin tau apa alasan Si Mbak, masih mau meneruskan pernikahan ini??
Apa lagi di SMS berikutnya ia menyebutkan kalau ia ingin mengakhiri hidupnya..
yaaah, berhubung hari ini mood ku lagi santai-santai saja. So, aku bilang aja, btw...kapan mau Runaway-nya??kalo bisa jangan diomongin aja...kemudian, ku bilang, kapan mau mengakhiri hidupmu??jadi??, apakah kamu sudah yakin bahwa ruh dan amalan-mu akan diterima olehNya???
yah, aku hanya berharap balasan SMS ku, akan mengurungkan segala niatannya yang 'GILA' itu...
Masya Allah, aku gak habis pikir...
meskipun ku tahu si Mbak sudah jenuh dengan beban hidup yang dianggapnya sudah SUPER DUPER berat, dan liku hidupnya yang semakin menukik tajam, tapi..apakah ia harus meringankan arti sebuah pernikahan??
(to be continued....)
Senin, 21 Juli 2008
Sebab Bukan Aku
sebab ku tak pernah mengerti bagaimana menaruh cinta Mu di posisi tertinggi
dan tak pernah tau apakah disetiap detak nadiku selalu diriMu yang bertahta
Ku bukan rahib yang senantiasa terjaga dan suci,
seolah-olah tubuhnya bersih dari khilaf dan alpa
Aku bukan prajurit perang yang selalu berkata 'SIAP'
dan tunduk patuh atas perkataan sang komandan
aku pun tak pernah memiliki senjata yang seakan senantiasa
memberiku rasa percaya diri dan rasa aman dari serangan musuh di hadapan
Aku bukanlah lantunan syair yang lembut dan merdu
sebab ku tak mau terlena dengan kelembutan dan kemerduan dari tipu daya duniawi
sebab ku tak selamanya di sini
sebab ada maut yang menanti di sisi..
Aku bukanlah batu..
sebab ku tak merindukan keangkuhan dan kekerasan
sebab ku rindu kasih sayang dan kelembutan yang tulus tanpa ragu
Ku bukan penyair handal..
yang mampu menghembuskan syair indah di telinga Sang Kekasih Hati
yang kan membuatnya jatuh Cinta pada Diri ini..
Ku bukan Si Papan Atas,
sebab ku tak tergila-gila dengan pujian
sebab ku tak hiraukan cemooh dan pandangan orang terhadapku..
Ku bukan pasir di padangnya
sebab ku tau kemana ku melangkah
sebab ku tahu cara tuk bertahan dari tatapan Sinar panasnya
(22 Juli 2008 @ office)
Izinkanku MencintaiMu Semampuku...
Aku masih ingat saat pertama dulu aku belajar mencintai-Mu
Lembar-demi lembar kitab kupelajari
Untai demi untai kata para ustadz ku resapi
Tentang Cinta para nabi
Tentang kasih para sahabat
Tentang mahabbah para sufi
Tentang kerinduan para syuhada
Lalu kutanam dalam jiwa dalam-dalam
Kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi dan idealisme yang mengawang di awan
Tapi Robbi
Berbilang detik,menit, jam, hari, pekan, bulan, kemudian tahun berlalu
Aku berusaha mencintai-Mu dengan cinta yang paling utama
Tapi aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untuk-Mu
Aku makin merasakan gelisahku membadai dalam cita yang mengawang
Sedang kakiku mengambang tiada menjejak bumi
Hingga aku terhempas dalam jurang dan kegelapan
Wahai Illahi
Kemudian berbilang detik, menit, jam, hari, pekan, bulan, dan tahun berlalu
Aku mencoba merangkak mencapai permukaan bumi dan menegakkan jiwaku kembali
Meratap memohon dan menghiba-Mu
Allahurrahim Illahi Robbi
Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku
Allahurrahim Illahi Robbi
Perkenankanlah aku mencintai-Mu sebisaku dengan segala kelemahanku
Illahi
Aku tak sanggup mencintai-Mu
Dengan kesabaran menanggung derita
Umpama Nabi Ayub, Musa, Isa hingga Al Mustofa
Karena itu izinkan aku mencintai-Mu
Melalui keluh kesah pengaduanku pada-Mu
Atas derita batin dan jasadku
Atas sakit dan ketakutanku
Robbi
Aku tak sanggup mencintai-Mu seperti Abu Bakar
Yang menyediakan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan Engkau dan Rasul-Mu
saja bagi diri dan keluarga
Atau layaknya Umar yang menyerahkan separuh hartanya demi jihad
Atau Utsman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan Dien-Mu
Izinkan aku mencintai-Mu melalui ratusan rupiah yang terulur pada tangan-tangan
Kecil di perempatan jalan, Pada wanita2 tua yang menadahkan tangan di pojok-pojok jembatan, Pada makanan2 sederhana yang terkirim ke handai taulan
Illahi
Aku tak sanggup mencintai-Mu dengan khusyuknya sholat seorang sahabat nabi-Mu
Hingga tiada terasa anak panah terhujam dikakinya
Karena itu ya Allah...
Perkenankanlah aku tertatih menggapai Cinta-Mu
Dalam sholat yang coba kudirikan terbata-bata meski ingatan kadang melayang
Ke permasalahan dunia
Robbi
Aku tak dapat beribadah ala para sufi dan rahib yang membaktikan seluruh malamnya
Untuk bercinta dengan-Mu
Maka izinkanlah aku untuk mencintai-Mu dalam satu-dua rakaat lailku
Dalam satu dua sunah nafilah-Mu
Dalam desah napas kepasrahan tidurku
Ya Maha Rahman
Aku tak sanggup mencintai-Mu bagai para Al-Hafidz dan Hafidzah yang menuntaskan kalam-Mu dalam satu putaran malam
Parkenankanlah aku mencintai-Mu melalui selembar, dua lembar tilawah harianku
Lewat lantunan seayat, dua ayat lantunan hafalanku
Ya Rahim
Aku tak sanggup mencintai-Mu semisal Sumayah yang mempersembahkan jiwa
Demi tegaknya Dien-Mu
Seandai para syuhada yang menjual dirinya dalam jihadnya bagi-Mu
Maka perkenankanlah aku mencintai-Mu dengan berusaha mempersembahkan bakti dan pengorbanan untuk Dakwah-Mu
Maka izinkanlah aku mencintai-Mu dengan pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru
Allahul Karim
Aku belum sanggup mencintai-Mu di atas segalanya
Bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya
Dan patut mengorbankan biji matanya
Maka, izinkanlah aku mencintai-Mu di dalam segalanya
Izinkanlah aku mencintai-Mu dengan mencintai keluargaku, mencintai sahabat2ku,
dengan mencintai manusia dan alam semesta
Allahurrahmanurrahim Illahi Robbi
Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku
Agar cinta itu mengalun dalam jiwa
Agar cinta itu mengalir di sepanjang nadiku...
(wrote:my beloved friend)
Kamis, 17 Juli 2008
Rabu, 16 Juli 2008
Wanita Suci
Wanita suci, Jangan pernah biarkan aku manatapmu penuh, karena akan membuatku mengingatmu.Berarti memenuhi kepalaku dengan inginkanmu.Berimbas pada tersusunnya gambarmu dalam tiap dinding khayalku.Membuatku inginkanmu sepenuh hati, seluruh jiwa, sesemangat mentari.Kasihanilah dirimu jika harus hadir dalam khayalku yang masih penuh Lumpur.Karena sesungguhnya dirimu terlalu suci.
Wanita suci, Berdua menghabiskan waktu denganmu bagaikan mimpi tak berujung.Ada ingin tapi tak ada henti.Menyentuhmu merupakan ingin diri, berkelebat selalu, meski ujung penutupmu pun tak berani kusentuh.Jangan pernah kalah dengan mimpi dan inginku karena sucimu kaupertaruhkan.Mungkin kau tak peduliTapi kau hanya menjadi wanita biasa di hadapanku bila kau kalah.Dan tak lebih dari wanita biasa.
Wanita suci, Jangan pernah kautatapku penuhBahkan tak perlu kaulirikkan matamu untuk melihatku.Bukan karena aku terlalu indah, tapi karena aku seorang yang masih kotor.Aku biasa memakai topeng keindahan pada wajah burukku, mengenakan pakaian sutra emas.Meniru laku para rahib, meski hatiku lebih kotor dari Lumpur.Kau memang suci, tapi masih sangat mungkin kau termanipulasi.Karena kau toh hanya manusia-hanya wanita.
Wanita suci, Beri sepenuh diri pada dia sang lelaki suci yang dengan sepenuh hati membawamu kehadapan Tuhanmu.Untuknya dirimu ada, itu kata otakku, terukir dalam kitab suci, tak perlu dipikir lagi.Tunggu sang lelaki itu menjemputmu, dalam rangkaian khitbah dan akad yang indah.Atau kejar sang lelaki suci itu, karena itu adalah hakmu, seperti dicontohkan ibunda Khadijah.Jangan ada ragu, jangan ada malu, semua terukir dalam kitab suci.
Wanita suci, Bariskan harapanmu pada istikharah sepenuh hati ikhlas.Relakan Allah pilihkan lelaki suci untukmu, mungkin sekarang atau nanti, bahkan mungkin tak ada sampai kau mati.Mungkin itu berarti dirimu terlalu suci untuk semua lelaki di fana saat ini.Mungkin lelaki suci itu menanti di istana kekalmu, yang kaubangun dengan segala kekhusyu’an tangis do’amu.
Wanita suci, Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu, tapi itu pilihan-Nya.Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah.Mungkin kebaikan itu bukan pada lelaki yang terpilih itu, melainkan pada jalan yang kaupilih,seperti kisah seorang wanita sudi di masa lalu yang meminta ke-Islam-an sebagai mahar pernikahannya.Atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima keputusan Sang Kekasih Tertinggi.Kekasih tempat kita memberi semua cinta dan menerima cintadalam setiap denyut nadi kita.
(http://futuh.wordpress.com/category/puisi/)