satu hal lagi, ternyata ada hal yang memang sulit kita lakukan dalam hidup kita..
mungkin selama ini kita berpikir melakukan hal-hal yang terlihat besar adalah hal yang sulit kita lakukan dan wujudkan..
tapi ternyata, ada hal kecil yang sebenarnya sulit untuk kita lakukan dan wujudkan..jika kita tidak memiliki kapasitas keberanian dan space kelapangan hati yang cukup besar..
apa itu??
mengakui kesalahan dan meminta maaf..
mengakui sebuah kesalahan yang telah kita perbuat, merupakan wujud dari tanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan. sekaligus ini merupakan proses awal ketika kita MAU meminta maaf kepada orang lain
sebab, tanpa ada keMAUan dan keBERANIan untuk mengakui kesalahan tidak akan ada perwujudan untuk meminta maaf kepada orang lain..
disinilah letak kesulitan dari meminta maaf , ada beberapa tahapan yang harus kita lalui sebelum ada kata MAU dan BERANI untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan
Jujur
Jujur kepada diri sendiri, akui..kalau kita telah berbuat suatu kesalahan yang seharusnya tidak kita lakukan..
Atau jika kita yakin kesalahan bukan disebabkan oleh kita, tapi oleh orang lain, kata JUJUR itu sendiri diperlukan untuk menanyakan pada diri sendiri. Apakah kita sudah menjadi orang yang berani membuka pintu hati untuk kata maaf? Yakin kah kita, bahwa kita adalah orang yang mampu memberi maaf dengan tulus kepada seseorang yang sudah menyakiti? Kalau belum, berarti kita harus meminta maaf pada diri kita sendiri karena itu.
Menghilangkan Prasangka Buruk
berprasangka baik memang sulit, tapi bukan hal yang mustahil untuk kita coba/ushakan agar tetap berbaik sangka.
kita bisa coba yakinkan diri kita, ketika kita ingin berbuat suatu kebaikan, termasuk meminta maaf, akan ada ‘bisikan-bisikan’ yang berusaha menggagalkan kita untuk mewujudkannya.
Bisa jadi, kita malah berprasangka buruk terhadap orang yang akan kita mintai maaf, atau lebih buruknya kepada diri sendiri..
Secara kasat mata, posisi seorang yang meminta maaf memang seolah berada di bawah, sehingga terlihat 'hina', karena terkesan dialah yang ‘bersalah’ atau si mpu-nya kesalahan..
hal ini tanpa kita sadari yang akan menyulut sumbu prasangka negatif kita saat kita ingin minta maaf, dan apinya dalah ego atau gengsi kita yang teramat besar..
Jika kita terbakar oleh api tersebut, maka tak heran, lagi-lagi kita gagal mewujudkan niat baik kita untuk mengakui kesalahan kita dan segera meminta maaf..
lalu akhirnya, menjadikan kita orang yang ‘kerdil’ karena semakin hari kita tersiksa karena prasangka buruk yang kerap kali muncul dan tidak berusaha untuk kita lenyapkan di dalam diri kita..
Didunia ini, sunatullah-nya adalah, yang merasa dirinya ‘kaya’ serta memiliki sesuatu yang lebih banyak-lah yang akan MEMBERI, dan bukan yang ‘miskin’..
sebab hakikat meminta maaf, bukan -meminta- sesuatu yang tidak kita miliki, melainkan MEMBERI, memberi sesuatu yang positif untuk orang lain dan diri kita, memberikan sebuah perubahan indah..dari kebencian menjadi sebuah kerukunandan kedamaian, serta hikmah yang bernilai indah di sisi-Nya
Ikhlas
Setelah meminta maaf, kita usahakan agar terus memelihara prasangka baik, dan membuang prasangka buruk yang melintas..karena, jika tidak kita jaga maka akan terbentur oleh keikhlasan, apakah kita ikhlas melakukan permohonan maaf atau tidak??
Ikhlas pun bisa menjadi kekuatan kita untuk bersabar, karena tidak semua orang yang kita mintai maaf akan segera melupakan kesalahan yang telah kita perbuat, dan langsung memberikan respon positif kepada kita, meskipun orang tersebut telah memberi maaf kepada kita..
Bisa jadi, setelah peristiwa saling memaafkan terjadi, orang yang kita mintai maaf memberikan sikap yang terlihat belum ‘memaafkan’ kita..dan sering kali terasa tidak adil untuk kita..
Disinilah, kapasitas ikhlas harus ditambah, kelapangan hati harus semakin kita lebarkan space-nya, positif thingking harus didominasi dalam otak kita..
Intinya.., jangan sampai kondisi yang seharusnya kita ‘di atas’ akan berbalik menjadi ‘di bawah’
Yang hanya akan menjadikan posisi kita sama atau bahkan melebihi orang yang benar-benar hina karena kesalahannya.