Rabu, 27 Agustus 2008
Rapuh
berhias gelap dan terang
suka dan duka
tangis dan tawa
tergores bagai lukisan
seribu mimpi
berjuta sepi
hadir bagai teman sejati
di antara lelahnya jiwa
dalam resah
dan air mata
kupersembahkan
kepadaMu
yang terindah dalam hidup
meski ku rapuh
dalam langkah
kadang tak setia kepadaMu
namun cinta
dalam jiwa
hanyalah padaMu
maafkanlah bila hati
tak sempurna
mencintaiMu
dalam dada
ku harap hanya
diriMu yang bertahta
detik waktu terus berlalu
semua berakhir padaMu
(lirik lagu: Opick "Rapuh")
Aksi Si Andhin...
he..he..ini nih sebagian dari aksi-aksi si 'ndin..apa lagi kalo bundanya lagi pergi ke luar kota, en dia dititipin dirumah eyang-nya..
sekarang umurnya sekitar 14 bulan alias 1 tahun dua bulan, gak kerasa si dede -nama panggilannya- sudah besar, rasanya baru kemarin dia lahir, saya jadi teringat saat saya panik menolong bunda-nya, ketika mau melahirkan si dede...
baru dua minggu yang lalu Si Dede bisa jalan, rasanya seneeng banget..., tiba-tiba dia muncul dari pintu dapur (samping) rumahnya di Tanggerang, sambil ketawa dan menjulurkan tangannya kedepan, sepintas hampir mirip zombee,..(hehe..) dia berjalan ke arah ku yang kebetulan baru datang bersama papa untuk menjemputnya, karena waktu itu kita mau jalan-jalan..
ekspresiku seneeng banget, spontan langsung ku berlari ke arah Si Dede, dan menggendongnya..
gak hanya itu, lucunya Si Dede, kalau kita bilang "mata enit-nya mana..", langsung dia memejam-mejamkan matanya sambil nyengir-nyengir..
Terus, kalau dibilang "kaget..kaget...", pasti tangannya langsung di taruh di dadanya, layaknya orang kaget...sambil nyengir..nyengir...hehe
Dia juga dah bisa panggil ayah, bunda, dan eyang-nya, meskipun cuma ujungnya aja yang terdengar, "..yah,..." "'nda....","'yang..."
Permainan favoritnya, naik odong-odong, kalo sore abis mandi atau pagi sekitar jam 8-9 setelah ma'em, pasti abang odong-odong lewat depan rumahku..ya..emang cuma itu hiburan tuk dia kalo bundanya pergi ke luar kota dan titipin dia ke eyang-nya..
hmm...what's the next action of her yah...??hihihi
Selasa, 26 Agustus 2008
Catatan Menjelang Ramadhan
Kamis 21 Agustus 2008
Pada sebuah masjid yang terletak di daerah Utan Kayu, saya selalu mendapatkan senyum yang begitu tulus dari sang penjaga masjid. Senyum dari seorang bapak tua yang setiap harinya juga bertugas mengatur parkir kendaraan para jamaah masjid. Beliau menyapa dengan salam setiap saat setelah menunaikan sholat dzuhur dan ashar. Kami senantiasa berjabatan tangan. Dan pada hari ini, saya mengikutinya duduk di bawah sebuah pohon besar di halaman masjid. Beliau, dengan senyumnya dan tatapan mata yang tajam, membuka pembicaraan.
“Bentar lagi Ramadhan udeh mau datang nih,” katanya membuka pembicaraan. “kayaknya enak banget kalo ibadah dengan hati dan pikiran yang tenang, kagak terlalu resah, lapang. Gak mikirin macem-macem. Tapi sanggup gak ya kita bener-bener menyambut dan mengisi Ramadhan dengan hati tenang dan gembira.” Beliau menatap saya sambil tertawa kecil.
Saya masih terdiam sambil memikirkan kata-katanya itu. Saya pikir ini adalah sebuah bentuk nasehat kepada kami berdua. Nasehat dalam sebuah tanya yang harus kami jawab. “Yah, moga-moga aje bisa Pak. Kalo Allah udah ngasih jalan yang lurus dan hati yang lapang kan kagak ada yang bisa ngehalangin dan nyempitin jalan kite Pak.” Saya menjawabnya dengan yakin.
Tapi keyakinan itu kemudian membawa saya dalam kegelisahan yang lain. Bukankah Allah udah ngasih saya jalan-jalan yang lurus, jalan-jalan yang lapang, dan itu sudah ada di dekat saya sejak lama. Tapi kenapa selalu saja saya malas mendekatinya. Selalu saja ada alasan untuk menunda dan meninggalkannya. Saya selalu mengerjakan sesuatu yang kadang tidak terlalu penting untuk dikerjakan, bahkan untuk dipikirkan. Dan itu tentu saja membuat saya resah dan gelisah. Tidak ada skala prioritas. Selalu saja ada janji yang teringkari. Selalu saja ada dusta yang muncul.
“Ente udah lama kerja di daerah sini?” tanya beliau memecahkan kegelisahan saya.
“Hampir enam bulan Pak. Tapi, saya sebentar lagi keluar Pak dari kerjaan di daerah sini. Di pertengahan bulan puasa kayaknya. Pengen ngelarin skripsi dulu sambil maen lagi kayak dulu. Ya, sambil nyari juga kerjaan laen yang lebih enak. Kayaknya ba'da idul fitri kita jadi jarang ketemu nih Pak.” Saya menjawab dengan agak panjang.
“Masih muda emang yang penting banyakin jalan, banyakin silaturahim ame banyakin usahe, tapi perkara hasil jangan diambil pusing. Allah udeh nentuin. Nanti juga ketemu jalannya yang pas. Yang penting jangan ninggalin sholat yang lima waktu, kalo bisa ente jangan ampe telat mulu kayak sekarang-sekarang ini. Ane lihat ente jarang-jarang ke nih masjid. Ente yakin aja dah, siapapun yang bertakwa dan bertawakkal pada Allah, segalanya yang kita butuhin pasti dateng dari jalan mana aja yang kagak kita duga-duga. Ane cuman bisa do'ain biar ente sukses dunia dan akhirat. Lapangin aja pikiran kite, hati kite, dalam kerjaan dan dalam ibadah.”
“Iya Pak. Ane harus balik lagi nih ke kantor. Kapan-kapan kita ketemu ngobrol lagi Pak. Assalamu'alaikum ...”
***-***
Kamis, 14 Agustus 2008
'Secangkir Kopi' untuk Papa..
Memang sekilas kalau dipikir-pikir, tak ada masalah ayahku menyetir mobilnya sendiri. Akan tetapi, akhir-akhir ini ayah sering mengeluhkan kondisi dirinya jika menyetir sendiri.
sehingga akulah yang diminta oleh beliau untuk menemani setiap pagi.
awalnya ku pikir ayahku memintaku agar aku yang menggantikannya menyetir mobil..
aah..tapi itu hanya sampai di benakku saja..
ayahku orang yang penuh dengan kekhawatiran, dan sulit untuk percaya kepada orang lain, at least anaknya sendiri - aku -.
meskipun saat menganggur, aku ikut kursus menyetir, dan bisa dibilang cukup lancar, hanya masih harus banyak latihan..
karena, kurangnya rasa percaya yang diberikan ayah kepadaku, dan akupun jadi kurang pe-de/ nekad..yaa, kemampuanku yang satu itu akhirnya harus mentah-mentah kupendam dalam memoriku..syukur-syukur masih ada..kalo dah hilang,..yaaa...allahu'alam
ya..sekarang ia harus menyetir sendiri, sedangkan aku hingga kini hanya duduk manis disebelahnya...kadang-kadang kalau habis sarapan dan kenyang, aku bisa tertidur pulas.
gak jarang ayahku ku tinggalkan sendirian menyetir, meskipun pada awalnya, tujuanku disampingnya adalah mengajak beliau ngobrol ataupun minimal mendengarkan apa yang jadi topik pembicaraan hari ini..maafkan aku 'pa (sapaanku untuk ayahku)
Memang gak selamanya pembicaraan kita membuatku bosan dan rasanya pengang kupingku mendengar isi pembicaraan ayah..terkadang pembicaraan kami menyenangkan..tapi hal itu bisa ku hitung dengan jari alias sangat jarang..dan jangan heran, kalau aku sudah malas mendengar pembicaraan ayah yang 'berat-berat' seperti masalah kantor, hal sepele yang dibesar2kan, dan sederet cerita tidak mengenakkan lainnya, terkadang kalau sudah begini aku hanya diam..keep silent dan maksimal banget, give a good answer : "hem.."(maksudnya meng-iya-kan, hanya untuk menghargai dan manyaut pertanyaan ayahku)
Setiap kali ku bersama ayahku, aku berusaha think out of the box, think positive, atau apalah sebutannya..yang jelas aku berusaha agar mood ku tidak mempengaruhiku, tapi harus aku yang mempengaruhi mood ku setiap pagi!!!
Namun, meski begitu aku sadar beliau yang setiap pagi disampingku ini, adalah ayahku yang berusaha memberikan dan membuktikan kasih sayang kepada putrinya - aku -, dengan mengantarkanku setiap pagi, membiarkanku sarapan dengan nikmat dan duduk atau bahkan tertidur nyaman di sampingnya, walaupun sering kutinggalkan ia berbicara dan menyetir sendiri
dan aku sebagai anaknya..
hanya itu yang bisa kulakukan, apapun topik pembicaraan hari ini dalam mobil...aku akan berusaha menjadi 'secangkir kopi' untuknya agar setiap pagi bisa ku temani beliau, menjadikan pelengkap untuk memulai hari-hari nya dan menjadi kebahagiaannya di pagi hari (karena ada aku - anaknya - disisinya yang masih memiliki sejuta harap dan cita untuk membuatnya bangga di hari senja-nya kelak...Amin!!
it's just for u my best father
Rabu, 13 Agustus 2008
Yusuf Islam (Cat Steven) Feat Ronan Keating
Father and Son
(Feat. Yusuf Islam (Cat Stevens))
Father
It's not time to make a change
Just relax, take it easy
You're still young, that's your fault
There's so much you have to know
Find a girl, settle down
If you want you can marry
Look at me, I am old, but I'm happy
I was once like you are now
and I know that it's not easy
To be calm when you've found something going on
But take your time, think a lot
Think of everything you've got
For you will still be here tomorrow, but your dreams may not
Son
How can I try to explain, when I do he turns away again
It's always been the same, same old story
From the moment I could talk I was ordered to listen
Now there's a way and I know that I have to go away
I know I have to go
Father
I was once like you are now
and I know that it's not easy
To be calm when you've found something going on
But take your time, think a lot
Think of everything you've got
For you will still be here tomorrow, but your dreams may not
Son
All the times that I cried
keeping all the things I knew inside
It's hard, but it's harder to ignore it
If they were right, I'd agree
but it's them THEY know not me
Now there's a way and I know that I have to go away
I know I have to go
(father-- stay stay stay, why must you go and
Make this decision alone? )
Sinarku Untuk Sahabatku
Kelak Sahabat...!!!
Tak lagi mengisi sudut hati ini...
Tak lagi mengisi kekosongan hari...
Tak lagi membayar ketulusannya...
Hanya rasa takut yang ada...
Jika persahabatan ini kelak...
Menjadi sesuatu yang menakutkan...
sesuatu yang membosankan...
sesuatu yang hanya membuat kelu lidah ini..
yang membuatku tak sanggup menghadapi hari esok tanpanya..
Jika persahabtan ini kelak..
Dikhianati..
Dibenci..
Dicaci..
Dimaki..
Dihina..
Dibuang begitu saja Tanpa ada rasa penyesalan..
Jika persahabatan ini kelak...
Tak lagi berdiri kokoh..
Rapuh.. dan Usang..
Di malam ini..
Hanya sepi..
Kosong..
Dingin..yang terasa..
Dimanakah persahabatan kini berada..
Dimanakah dia.. Bagaimanakah dia..
Apakah masih tampak binar cahayanya Secantik rupanya dahulu..
Sebening awal mula ketulusannya..
Sekokoh sandarannya saat kita rapuh..
Sekuat genggaman perjuangannya..
Sahabat,
Masihkah kita bersamanya Persahabatan yang kita sanjung Yang kita usung...
Yang tetap kita jaga harumnya..
Yang kita patahkan ego kita karenanya...
Yang kita pertahankan ketulusan dan kesetiannya..
Masih adakah ’dia’ di sudut kekosongan hati kita..
Menghangatkan kita dalam setiap kebekuannya..
Sahabat,
Semoga persahabatan ini menjadi jawaban setiap mimpi indah kita...
Dulu,
sekarang,
dan nanti...
Depok, 18 Desember 2006
Selasa, 12 Agustus 2008
'Pit-Stop' kehidupan
Sekali-kali simaklah pertunjukkan balap mobil Formula Satu di televisi. Semua pembalap berlomba memenangkan pertandingan, memacu mobilnya dengan kencang. Ternyata, hal terpenting dalam strategi untuk memenangkan perlombaan adalah Pit-Stop (berhenti sejenak). Tak seorang pembalap, betapapun kencangnya mereka melaju, bisa memenangi lomba tanpa mengambil sekali Pit-Stop.
Dalam Pit-Stop, para pembalap melakukan penyegaran, menerima arahan, melakukan perbaikan mesin, mengisi tangki bensin, mengganti ban, dan berangkat lagi dalam keadaan segar dan semangat baru. Lomba Formula Satu adalah soal adu kecepatan dan strategi. Dan kemenangan sering ditentukan oleh soal penentuan waktu serta manajemen Pit-Stop itu.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, Pit-Stop dapat mewujud dalam berbagai bentuk. Mengikuti pelatihan atau pencerahan. Membaca buku yang mencerahkan. Shalat lima waktu bagi yang beragama islam. Berdoa dengan penuh sungguh-sungguh. Istirahat makan siang. Melakukan obrolan dengan sahabat. Bercengkerama dengan anak dan istri. Pit-Stop membantu kita dalam meraih kehidupan yang utuh.
Banyak orang yang kelihatannya terlalu sibuk. Mereka bekerja begitu keras untuk meraih kesuksesan hidup. Namun yang terjadi, banyak diantara mereka bagai kelelawar yang terbang di siang hari. Begitu banyak sinar matahari namun justeru sang kelalawar tak mampu melihat.
Mereka yang terlalu sibuk tak mampu melihat kehebatan dan polah tingkah lucu buah hatinya. Mereka tak tahu betapa dalam cinta dan perhatian pendamping hidupnya kepada mereka. Mereka tak menyadari begitu banyak inspirasi kehidupan baru yang berada di sekitarnya. Bahkan terkadang mereka tak menyadari dan tak tahu siapa dirinya. Mereka begitu sibuk, namun justeru tak mampu memahami apa makna hidup yang sesungguhnya.
Bila kita terlalu sibuk, kita akan lupa untuk menikmati hidup. Kita banyak melakukan kegiatan namun kita lupa apa yang kita lakukan dan untuk apa kita melakukannya. Kita hanya melakukannya, tapi tanpa hati. Kita hanya melakukannya, tapi tanpa visi. Kita hanya melakukannya, tapi tanpa jiwa. Walau kita sibuk namun hidup kita kering dan gersang.
Saatnya kita melakukan Pit-Stop. Renungkanlah untuk apa kita hidup? Mau kemana setelah kehidupan? Sudah berapa lama anda menikah? Dan hal terbaik apa yang pernah anda berikan kepada pasangan hidup anda? Andai satu bulan anda selalu mempersembahkan satu hal yang terbaik buat pasangan hidup anda, saya yakin sang pendamping akan semakin menyayangi anda.
Luangkanlah waktu sejenak (Pit-Stop) untuk mendengarkan celoteh dan cerita anak kita dengan penuh perhatian. Antarkan dan dampingi mereka ke tempat yang mereka amat senangi. Bermainlah petak umpet bersama mereka. Berperilakulah seolah-olah kita adalah teman sepermainan buah hati kita.
Kunjungilah orang tua anda. Berceritalah tentang pengalaman membahagiakan bersama mereka. Tanyalah masa kanak-kanak kita yang membuat mereka bahagia. Minta izinlah untuk tidur dipangkuannya. Mohonlah agar tangannya yang telah keriput membelai dan mengusap wajah anda. Ciumilah tangan yang dulu pernah memandikan dan menggendong anda.
Begitu pula kunjungilah sahabat-sahabat anda, guru sekolah maupun guru kehidupan anda. Kunjungi pula orang-orang yang berjasa dalam hidup anda. Kunjungi tetangga anda, Dan jangan lupa, kunjungi dan tengoklah rumah ibadah yang juga merindukan kehadiran anda.
Lakukanlah Pit-Stop, maka hidup anda akan semakin bermakna. Keberadaan anda dirindukan orang-orang di sekitar anda. Pit-Stop menjadikan hidup kita lebih hidup.
(forward from milist 'family UI)
Nikmati Prosesnya.....!!!
lalui-lah itu semua dengan kesabaran yang baik (sabar mencari jalan
keluarnya/terus berusaha sebaik-baiknya; sabar agar tidak tergesa-gesa
dalam bertindak/mengambil langkah yang buruk sehingga mengakibatkan
kerugian/kemudharat an; dan sabar dalam menyikapinya dengan perasaan
yang baik/menghindari berkeluh-kesah dan tetap berprasangka positif).
Ujian, sejatinya merupakan sarana tuk mendekatkan diri kepada Sang
Pemberi Ujian (Allah ta'ala), maka, melaluinya dengan sikap terbaik
kita, jauh lebih penting dari pada mendapatkan hasil yang besar/kita
inginkan tapi menggunakan cara-cara yang salah dalam menggapainya. Dan
mendapatkan keridhoanNya (dengan selalu berada dalam nilai-nilai yang
Ia gariskan selama berada dalam ujian), tentu jauh lebih baik dari
pada mendapatkan hasil/harapan- harapan yang kita sangka-kan baik.
Dan terkadang, cobaan itu diperlukan untuk menguji keimanan,
kesungguhan, tekad, keseriusan, dan ketawakalan kepada diriNya. Maka,
tembuslah rintik ujian dengan sebaik-baiknya, dan buktikan kekuatan
imanmu, kelurusan niatmu, dan kesungguhan tekadmu. Sehingga pada ujung
perjalanan, apapun hasil akhir yang kan kau dapatkan, hanya ada
limpahan kebaikan yang banyak.
Allah adalah Rabb yang maha mengetahui, maha bijaksana, maha perkasa,
dan amat cinta kepada hamba-hambaNya.
Insya Allah, semua akan baik-baik saja, dan hasil terbaiklah untukmu
di dunia maupun akhirat (jika engkau beriman dan bertakwa kepadaNya).
Selamat dan semangat! Have faith ^_^
Ujian itu ibarat garam dalam sayuran, karena garam itulah, kita baru
bisa merasakan nikmatnya sayuran secara keseluruhan Senyum manis
(ipin)
Dalam hidup, kita baru bisa merasakan manis kalau sudah mengenal rasa
pahit; kita baru bisa menyadari indahnya kebahagiaan kalau sudah
merasakan suramnya kesulitan; kita baru ngeh dengan terang benerang
kalau sudah berada dalam kegelapan; dan kita baru bisa mendefinisikan
kesuksesan kalau sudah mengalami kegagalan
Karenanya, nikmati setiap proses kesulitan, ujian, ataupun cobaan yang
sedang kita alami, sebab karenanyalah kita akan bisa merasakan
manisnya kemenangan/kesukses an
Mereka yang kalah menyerah, gagal, atau tak sanggup bertahan melalui
semua ujian dan cobaan yang ada, tak pantas mencicipi manisnya tropi
kemenangan Sip, mantap!
Semangat ^_^
(forward from milist family UI)
Jumat, 08 Agustus 2008
What looks like i am....??
tanpa sadar, saya dikejutkan dengan suara deringan handphone yang tergeletak di atas tempat tidur..
segera saya angkat..
hampir setengah jam berlalu..sebelum menutup pembicaraannya..
saya di berikan satu pertanyaan,
"jika dijadikan suatu benda, saya lebih mirip seperti apa??" kira-kira itu pertanyaannya
spontan, otak saya sudah terbayang oleh beberapa hal..namun, hanya saja saya bingung bagaimana menjelaskan jika saya memilih salah satu dari yang saya pikirkan, karena orang tersebut meminta penjelasan ataupun alasan dari jawaban saya ..
alhasil saya hanya bisa memberitahunya untuk menjawab pertanyaannya besok, itu janji saya..
setelah pembicaraan di Hp selesai..
saya mulai memikirkan, jawaban/ alasan apa yang harus saya berikan..hal apa yang bisa menjadi perumpamaan untuk karakter orang seperti itu..
Hmm, lumayan pusing, tapi seru!!
akhirnya, beberapa menit kemudian, aha....!!alhamdulillah, ketemu juga...
tapi, gak selesai sampai disitu..ada banyak pertanyaan yang kemudian timbul..
"aneh gak ya??"
"hmm..pas gak yah perumpamaannya??"
"atau..terlalu berlebihan??"
yah...ya..ya, terkadang menilai pribadi sesorang, apalagi harus diumpamakan dengan sesuatu, memang gak mudah..gak gampang!!
apalagi untuk diungkapin..bukankah tidak semua yang kita rasakan atau kita alami bisa kita ungkapakn dengan kata-kata??..
ya sudah, yang terpenting untuk saya adalah menjawab pertanyaan ini??" What Looks like I am??"
Esok harinya, hampir tepat diwaktu yang sama, sesuai janji saya..
saya menghubungi orang tersebut..sambil berbicara di telepon saya masih terus menyusun kata-kata, mengulang, dan mencoba menjawab kembali pertanyaan2 yg ada dikepala waktu itu??
Namun, apa boleh buat karena kesalahan teknis yaitu "signal" yang jelek, pembicaraan kami terputus..
setelah pembicaraan kami berakhir.. otak ini terus berputar, apa yang harus saya sampaikan??saya berusaha memberikan penjelasan sesimple mungkin dan tidak terkesan terlalu berlebihan..karena yang saya tahu orang tersebut sangat2 simple..berbeda dengan saya yang terkadang suka reaktif..
Gak lama,saya Putuskan untuk menjawab "sebagai pendahuluan" melalui SMS..
yah, dengan spontanitas dan kata-kata yang meman terpikirkan saja saat itu di kepala saya, saya mencoba menjabarkan..
isinya seperti ini, "mdh2n g slh, kl dimisalkan gunung. menurut anak2 mungkin gunung itu akan terlihat sederhana, hanya berupa segitiga @ tengah2 sawah yg berwarna biru kehijauan, tapi akan beda bagi si pendaki gunung&penduduk sekitarnya (bag.1)"
Saya yakin, ketika sms telah dibaca-nya, pasti akan membuat-nya bingung atau pasti tidak jelas..
well..sebab saya sadar, apa yang saya ketik hanya sebagai pendahuluan..hm....maaf..maaf..hehehe
ya..kalo saya ditanya kenapa 'gunung' yang jadi perumpamaan-nya..
simple aja, itu yang terlintas..dan cuma 'gunung' yang bisa membantu saya menjawab pertanyaan itu, dan saya bisa lebih mudah mendeskripsikannya
kenapa ada 3 subjek disana??
jawabannya: saya ingin melihat pribadi-nya dari semua sisi..dari saya sebagai orang yang berusaha mengenal pribadi-nya..unik!! (setiap pribadi memang unik...!!), dari sisi keluarga terdekat, dan dari orang yang mengenal-nya secara sekilas saja..
maka saya umpamakan dengan tiga objek tadi:
"Anak-anak": saya anggap sebagai orang yang baru kenal dengan pribadi-nya, yang hanya mengenal sekilas saja, seperti anak2 yang akan menggambar sebuah gunung, mereka hanya melihat gunung tersebut dengan sederhana, dan menggambarnya diatas kertas, meskipun gambar yang dihasilkan hanya berupa satu ataupun dua segitiga yang kemudian diwarnai..ya..yang saya tau dan perhatikan, setiap yang baru kenal dengan-nya mungkin akan berkata "simple" karakter yang "simple" atau "rumit", karakter yang sulit dimengerti..
"pendaki gunung": saya anggap sebagai orang-orang yang mengenalnya lebih lama dan mungkin berusaha untuk jauh lebih mengenalnya..kenapa???...karena, setiap "pendaki" melihat "gunung" jauh lebih dekat, dan setiap "pendaki" pasti akan punya pendapatnya masing2 saat ia melakukan perjalanan di gunung tersebut...ada yang terkesan, suka, benci, sulit..dsb. ada pendaki yang berkeluh kesah, ada yang bahagia dan memiliki kesan tersendiri...
penduduk sekitar: yaitu orang-orang terdekat dari "gunung" dan lebih lama tinggal di sekitarnya dan pasti lebih kenal kondisi gunung tersebut..orang-orang yang jauh lebih mengenalnya..orang-orang yang senatiasa memelihara kondisi gunung tersebut agar tetap terjaga. meskipun begitu, tetap saja Si "penduduk" tidak pernah tahu kapan si gunung akan meletus, longsor, dsb.
by the way..mungkin inilah penjelasannya..So..saya hanya lebih ingin memberi tau bahwa ada banyak orang disekitar-nya..tidak bisa meminta semua orang untuk memahami nya, begitu juga sebaliknya.
biarlah orang lain di luar diri kita memandang kita seperti apa..pendiam-kah..cerewet-kah..baik-kah..buruk-kah..sensitif-kah..semua wajar..karena setiap orang berhak menilai, memperhatikan kita..
yang penting kan, kita percaya bagaimana diri kita..
kita belajar untuk kenal siapa diri kita, apa karakter kita, dan bagaimana kita..
semua toh akhirnya hanya bisa menjadi cermin buat kita..cermin kita untuk terus belajar..bagaimana Si "sensitif" belajar mengurangi kesensitifannya, bagaimana Si "pemarah" bisa belajar meredam kemarahannya, bagaimana Si "easygoing" bisa belajar untuk lebih terencana, agar sedikit lebih ada kesiapan di masa depan..dan seterusnya...
sekali lagi, penilaian orang untuk "merubah" diri kita bukan suatu yang esensi, hidup ini memang untuk belajar toh??bukan untuk mencari kesempurnaan...
@office 08/08/08
warm regards,
irni nurfitri