Senin, 18 Mei 2009

Menghimpun rasa

Rasanya, seperti..

menikmati es krim coklat di kafe. Kemudian ditambah es krim vanila sedikit di atasnya. Manis. Disajikan dalam gelas bening serupa mangkuk, tetapi bukan mangkuk, itu gelas, atau bisa juga disebut mangkuk tapi berkaki panjang (hehe..), lengkap dengan wafer stik panjang dan taburan irisan almond yang khas harumnya, lalu bagian yang paling saya suka adalah lumuran coklat-nya..hmm..

Mungkin...

seperti menghisap dalam-dalam aroma hujan sore hari. bisa dibayangkan bagaimana segarnya harum tanah yang muncul kala itu. unik, teduh..karena matahari senja seolah pergi sejenak. entah kemana. mungkin barang sebentar, membiarkan saya menikmati teduhnya.

Hmm...

atau seperti menghirup wanginya teh pagi hari. menikmati-nya sambil duduk-duduk di halaman depan, kemudian menghadap ke jalan, membiarkan rasa hangat sinar matahari dan sesekali memperhatikan seseorang lewat, lalu menyapa hangat dengan senyuman.

Atau...

pernah merasakan, setelah seharian penuh bertarung dengan udara kotor, panas, sesak ditengah kerumunan orang dan riuhnya susana perkotaan yang penuh dengan kendaraan dan bangunan tinggi menjulang? kemudian, kau pulang dan sesegera mungkin masuk ke dalam kamar dan menyalakan mesin pendingin ruangan, yang di depannya tergantung pengharum ruangan beraroma bunga Polianthes tuberosa. bunga Sedap Malam. Kompleks, eksotis, manis, dan khas bunga. dan taraaaammmm lelah pun usai...

Atau seperti...

Hmm..apa lagi ya?

Saya kehabisan kata. jikalaupun masih ada seribu kata di kepala saya. saya tetap tidak bisa merangkainya. 

Gagal sudah usaha saya untuk menghimpun rasa, dari semua rasa yang saya ungkapkan tadi

Rasanya sudah semua saya keluarkan. Es krim coklat vanila, aroma hujan sore hari, wangi teh pagi hari, dan terapi aroma dari pengharum ruangan yang bersandar pada mesin penyejuk ruangan

Atau belum semua...?


Atau kau bisa membantu menghimpun apa yang sebenarnya saya rasa...?



Atau memang tidak bisa dihimpun..?


                                                                                                            
Bisa jadi memang tidak bisa dihimpun untuk menjabarkan seperti apa rasanya.

Rasa saat telapak tangannya mendarat di ubun-ubun.

Rasanya ketika melihat tentang terbit satu senyum. senyum dari wajah semburat jingga..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar