Minggu, 15 Juni 2008

Lebih dari Sebuah Ketegaran

di sudut Puncak Kokohnya Bangunan
Telapak kakinya yang mungil dan lembut bergelantung sambil dihentak-hentakkan

wajahnya tertunduk puruk
melirihkan air matanya yang dingin tersapu angin
mencoba membebaskan bola matanya yang bulat untuk jeuh memandang
mengikuti hembus angin

hatinya letih, kaku, melihat kesibukan sekitar
ia hanya mampu bertanya
kapankah semuanya kan berakhir??
setidaknya berhenti sejenak,
agar dirinya mampu ungkap keluh..gundah dan segala beban yang menghimpit pundaknya

agar sejenak dapat terpejam raganya

hela nafas yang beranjak menghilang
membawa kegelisahannya kembali
takut dengan panasnya surya..
cemas dengan sorot mata tajam setiap orang..
silau sinar yang menyebar nanar
membuat renyit kelopak memandang

biarlah hati ini terbang...!!!
Jawab Nya slalu ku nanti
meski harus menahan kepalan lemah jemari
dan lunglai langkah ini......

(teruntuk seorang teman yg setegar karang dan serapuh pualam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar