Jumat, 31 Oktober 2008
Senin, 27 Oktober 2008
Di balik Kekuatan Rindu
Dengan rindu, yang jauh
Dengan rindu, yang mahal
Dengan rindu, yang tak ada akan menjadi ada
Dengan rindu, yang tak tampak tiba-tiba menjelma menjadi wujud nyata
Dengan rindu, yang sempit terasa lapang
Dengan rindu, yang berbeda menjadi sama
Dengan rindu, tembok pemisah generasi antar zaman mampu dirobohkan
Ramadhan yang dirindukan dua bulan yang lalu, kini sudah berakhir…dan kerinduan itupun telah berganti pada kerinduan yang fitri, kerinduan pada hari yang dinanti, rindu hari besar, idul fitri, bukan rindu ke-baru-an baju, sepatu, sajadah, mukena, peci, dsb. Bukan rindu masakan sang bunda yang tersaji di atas meja makan, Opor Ayam, ketupat, Ayam Goreng, atau semacamnya.
Tetapi rindu serindu-rindunya, rindu kebersamaan di hari besar itu, rindu pemaafan yang tulus, rindu adanya kejernihan hati kembali, rindu energi rindu dari sanak saudara dan handai taulan, rindu peluk hangat, jabat erat tangan mereka, rindu sapa kabar karena lama tak berjumpa, rindu senyum dan tawa riang, rindu hiruk-pikuk, rindu berdesak-desak karena rumah Sang Eyang yang terasa sempit akibat kehadiran cucunda tercinta yang berjubel, hingga tak ada sudut rumah pun yang sepi dari suasana kerinduan.
Suasana ini tak lama lagi
Dari kekuatan rindu, kita kalahkan kelu lidah tuk saling sapa, dari kakunya kaki tuk melankah, dari dinginnya hati, dari keringnya ruhiyah tuk berdzikir, serta dari apapun yang yang terasa dingin dan mungkin telah beku.
Suasana ini
Agar mereka menjadi bagian kerinduan itu…
Agar mereka berpijak di atas kerinduan..layaknya seorang hamba yang rindu perjumpaan pada sang Khalik dan Rasulnya..dan dimana, kerinduan itupun ia jadikan kekuatan-kekuatannya tuk senantiasa berpijak diatas rel kebenaran dalam hidupnya, dan kerinduannya itu pula ia jadikan cahaya bagi jalan hidupnya, ia jadikan energi di setiap gerak-gerik ibadahnya yang hanya ia tujukan padaNya…
Inna shalati wa nusuki wa mahyayaa wa mamaati lillaahirabbil ‘alamiin…
“sesungguhnya shalatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam….”
Selamat jalan wahai Syahrul-akbar…,Syahru-shiyaam, Syahru-Qur’an, syahru-Ramadhan…
Selamat jalan Hari Besar…Ied Mubarok!!
Selamat tinggal kerinduan…
Moga kelak kita berjumpa..
Moga kelak kerinduan ini
Rindu serindu-rindunya..
Rindu perubahan..
Rindu ketulusan
Rindu kebaikan.
Rindu kekuatan di balik kerinduan….
Warm regards,
Irni
Catatan di Awal Syawal, (2 Syawal 1429 H),
Desa Sumber kembar
Paiton, Pasuruan
Jawa Timur